Ada tiga jenis asam amino yaitu asam amino esensial, asam amino semiesensial, dan asam amino nonesensial.
- Asam amino esensial merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis tubuh. Misalnya isoleusin, leusin, lisin, metianin, fenilalanin, treonin, valin, dan triptofan. Asam amino esensial diperoleh dari luar tubuh yaitu melalui makanan.
- Asam amino semiesensial adalah asam amino yang dapat menghemat pemakaian beberapa asam amino esensial. Misalnya arginin, histidin, sistin, glisin, serin, dan triosin.
- Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dengan bahan baku asam amino lainnya.
Misalnya alanin, asparagin, asam aspartat, asam glutamat, glutamin, dan prolin.
Berdasarkan sumbernya, protein dibedakan menjadi protein nabati dan protein hewani. Protein nabati dapat diperoleh dari kacang-kacangan dan sayur-sayuran. Protein hewani dapat diperoleh dari daging, ikan, susu, dan telur.
Secara umum, protein berfungsi sebagai zat pembangun dan pelindung tubuh. Fungsi protein yang lain bagi tubuh sebagai berikut.
- Mendorong pertumbuhan, perbaikan dan pemeliharaan struktur tubuh mulai dari sel, jaringan, hingga organ.
- Menyediakan energi, 1 gram protein dapat menghasilkan energi 4.1 kalori.
- Menyeimbangkan cairan dalam tubuh.
- Menyintesis substansi-substansi penting, misal hormon, enzim, antibodi, dan kromosom.
- Memacu berbagai reaksi kimia dan biologis (biokatalisator).
- Berperan sebagai sistem buffer (penyangga pH) yang efektif.
Defisiensi protein dapat mengakibatkan penyakit kwashiorkor dan marasmus.
Gejala-gejala penyakit kwashiorkor antara lain pertumbuhan terhambat, hilangnya simpanan lemak di bawah kulit, timbul edema, menurunnya respons saraf psikomotorik, serta rambut berwarna kemerahan dan mudah dicabut. Sementara itu, gejala-gejala marasmus antara lain badan kurus kering tampak seperti orang tua, kulit keriput, ubun-ubun cekung jika terjadi pada bayi, dan hilangnya jaringan subkutan.
Pencernaan protein dimulai di lambung oleh enzim pepsin. Enzim pepsin aktif pada pH 2-3 (suasana asam). Enzim pepsin mampu mencerna semua jenis protein yang berada dalam makanan meliputi 10-30% dari pencernaan protein total. Di dalam lambung, protein masih dalam bentuk proteosa, pepton, dan polipeptida. Setelah memasuki usus halus, protein akan dicerna oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan peptidase. Enzim tripsin dan kimotripsin dapat memecah molekul protein menjadi peptida. Selanjutnya peptidase/erepsin akan memecah peptida menjadi asam-asam amino. Asam amino tersebut akan diabsorpsi oleh dinding usus halus dan masuk ke pembuluh darah. Sebagian asam amino langsung digunakan oleh jaringan dan sebagaian lain mengalami proses pelepasan gugus amin di hati.
Protein tidak dapat disimpan di dalam tubuh. Apabila di dalam tubuh terjadi kelebihan protein, protein tersebut akan dirombak di hati menjadi senyawa yang mengandung unsur N misalnya NH3 (amonia) dan NH4OH (amonium hidroksida), dan senyawa yang tidak mengandung unsur N. Senyawa yang mengandung unsur akan disintesis menjadi urea. Pembentukan urea berlangsung di dalam hati karena sel-selnya memproduksi enzim arginase. Urea yang dihasilkan tidak diperlukan oleh tubuh dan akan dikeluarkan bersama urine. Sementara itu, senyawa yang tidak mengandung unsur N akan mengalami sintesis ulang menjadi bahan baku karbohidrat dan lemak. Dengan demikian, kedua zat tersebut dapat dioksidasi di dalam tubuh untuk menghasilkan energi.
